Kamis, 23 November 2017

Mendengar itu kuncinya

Sejak mempraktikkan komunikasi produksi pada keluarga aku ngerasa semuanya jadi lebih baik. kalau biasanya bicara ama mas Era kudu teriak- teriak dan diulang berkali- kali, kali ini cukup mengatakannya sekali aja sudah didengar oleh mas Era.

Aku terlahir dikeluarga yang segala sesuatunya serba praktis dan cepat sehingga terkadang untuk berbicarapun/ mengobrol kami lakukan dengan serba cepat atau sambil berteriak- teriak. Hmm...kalau dilihat orang seperti marah2. Nah saat kuliah aku banyak bersigungan dengan para nelayan yang kalau bicarapun keras dan berteriak- teriak kalau ini murni karena kebiasaan mereka yang tinggal dekat dengan suara ombak yang menggelegar sehingga jika suaranya lirih tidak terdengar.

Sementara mas Era terlahir disebuah keluarga yang memiliki seorang ibu penuh kelembutan berperasaan sensitif sehingga berbicara harus sangat berhati- hati. Hal ini membuat kami sama- sama terkejut dengab kebiasaan masing- masing. Jika keluargaku terkenal blak- blak a ngomong apa adanya maka keluarga mas Era ini penuh basa- basi. Hmm....sadar betul kalau itu pasti menyakitinya.

Alhamdulillah setelah mengenal komunikasi produktif dari materi ibu Profesional plus mempraktikan buah buku Lima bahasa kasih (buku pegangan wajib), komunikasi kami berubah, kesalahpahaman berangsur berkurang. Marah- marah, teriak- teriak pun menjadi hilang seiring waktu. Jika dulu bicara sambil lalu, kali ini berusaha saling bertatapan saat bicara, jika dulu bicara saling menuduh kali ini kami bicara Saling mendukung. Mendengarkan lawan bicara sebelum bicara itu sangaaat penting. Hal luar biasa untuk dilakukan.

Hal ini pulalah yang saat ini menjadi modalku untuk berbicara dengan mas D. Amanah dari ALLAH, kecintaan kami yang berusia 19bln.

Jika aku lupa mendengar saat bicara dengan mas D, alias maksain kehendak jangan berharap mas D mau menurut justru sebaliknya. Mendengar adalah salah satu kata kunci komunikasi untuk ku.

Rabu, 22 November 2017

Membangun Komunitas MembangunPeradaban

Tanggal 9 September 2017 bertempat di Hotel Pop Jogja inilah awal mula tanggung jawabku dimulai. Mba Yetty penanggung jawab rumah belajar craft berniat mengundurkan diri dari kepengurusan dan memintaku untuk menggantikan.

ditolak? tentu tidak, aku percaya ALLAH punya maksud dengan memberikanku tanggung jawab. belum juga sampai rumah mba Yetty sudah memasukkanku ke grup RumCraft dan langsung sertijab. nah disini mulai deh dramanya. Nyoba nyapa di grup adem ayem, meskipun akhirnya berhasil juga dapat suara setuju dibersamai dalam menjalankan RumCraft.

singkat cerita resmilah diriku sebagai Pj RumCraft. Seminggu....dua minggu....dan akhirnya sebulan berjalan sebagai Pj, masih belum ngapa2in nich, ceritanya masih mendata potensi member. e lha kok ngisi data aja ga bisa komplit juga, akhirnya bersama perangkat peninggalan mba Yetty kami sepakat untuk bikin proker jangka panjang.

Ngobrol panjang lebar saat itu dirumah mba Arista yang akhirnya menghasilkan dua acara offline untuk bulan November dan Desember.


kok Ya bener ya ALLAH itu Maha Kasih dan Maha pemberi, tepat dua hari sebelum acara offline sejak kupegang kami dapat giliran berbagi di acara rumbel berbagi Wa Grup Member. cuap cuap lah disana, tujuan awalnya sich mau promo acara ngoffline sabtu pagi mengingat pesertanya belum banyak. tapi saat pemaparan visi rumbel Craft adalah bagaimana menghasilkan uang. banyaklah peserta baru yang daftar. Namun teteeep...Wa Grup Rumbel Craft epi nyenyet, ga bnyak chit chat (mungkin karena tanggannya lagi bikin karya ya?). bahkan setelah sosialisasi CoC-pun teteep ga berubah. akhirnya kita membuat kesepakatan tentang jam online grup, dengan harapan saat jam itu semua bisa online dan brainstorming. 

Alhamdulillah dengan diberlakukannya jam online,, kalau pas jamnya rame dan banyak yang urun rembug. member lama yang SR? biarlah tetap pada habitatnya, yang pelu kami lakukan hanyalah membuktikan bahwa RumCraft ini layak untuk di prioritaskan.

Rencananya kami akan membangun sebuah unit usaha yang mana member bisa urun kerja atau hanya sekedar sebagai investor. tujuan besar kami adlah memiliki brand sendiri yang nantinya akan menasional bahkan mendunia. saat ini kami sedang dalam taraf penghitungan harga jual sebuah produk, karena ternyata ga gampang menentukan harga sebuah barang buatan tangan,,banyak variabel tak terukurnya seperti harga sebuah skill/ keterampilan. 

Setelah harga tercapai kesepakatan kami akan floorkan kembali perhitungan upah kerja dan perhitungan laba berdasarkan jumlah lembar saham yang dibeli.

Untuk mendukung program kami ini kami berencana bekerjasama dengan KiPMA dan beberapa stakeholder. karena itulah Januari nanti kami berencana main ke IIP Jepara untuk belajar cara bekerjasama dengan PKK. Di kota Jogja ini ada 14 kecamatan kebayangkan jumlah ibu2 PKKnya berapa? kebayang juga kan berapa banyak produk yang bisa kita hasilkan dengan melatih para ibu PKK dan mengajaknya bekerjasama?

Rencana lain untuk semakin mengenal member kami berencana untuk kunjungan kerumah member, disana kita kan belajar passion member yang kita kunjungi, atau minimal ada tempat belajar di daerah member yang akan kita kunjungi.

Tidak mudah memang meminta member menunjukkan potensinya, tapi seiring waktu berjalan (dengan adanya hari share karya) mereka yang tadinya malu2 mulai nongol perlahan.

Rencana berikutnya kami akan mengoptimalkan channel youtube yang kami miliki untuk berbagi tutorial dan mempromokan produk.


Bismillah...semoga dimudahkan dalam prosesnya. 

Preambule

Blog baru nich,, sebenarnya dibuat khusus untuk ikutan BlogAwardnya IIP tapiii...kebanyakkan kerjaan blognya ga cantik cantik n baru bisa cantik hari ini. nyeseel kudunya kan daftar dulu aja ya,, urusan bikin cantiknya belakangan. Tapi, tak apalah yang penting niat nulis sehari satu artikelnya itu yang penting tuuul....?

be Kreatif

Ahai,, sesuai dengan Judul di atas kali ini kita akan cerita sedikit tentang bagaimana menjadi kreatif. ini sebenarnya judul buat Jurnal Fa...