Minggu, 10 Desember 2017

Permisi

Peda tengah berjalan mengitari ruangan. Tampak maman sedang duduk didepan pintu masuk Istana. "Awas...awas..." teriak Peda. Maman tak bergeser sedikit pun maju mundur Peda mencoba membelokkan stangnya. Hingga akhirnya mas D yang berteriak "Maman, awaas" "lho kok Awas mas?" jawabku. "Iya, D lewat" jawab mas D sambil mendorong masuk Peda hingga menabrakku. "Maman, Awas" ujar mas D lagi  dan sekuaat tenaga mendorong sepedanya masuk. "Ada password nya mas, supaya Maman minggir, mas D tau?" jawabku seraya menutupi pintu dengan kedua tangan terbuka. "Hmm...." mas D berpikir sambil bertanya pada Peda "tau?" Peda menggeleng- gelengkan kepala isyarat tidak tau. Mas D menghampiri Kira yang sedang duduk di pojokan "Ra, tau?" tanya mas D "tau donk" jawab kira kali ini peranku. "Apa?" tanya mas D "Permisi" jawab Kira
"Oh iya" teriak mas D seolah baru mengingat hal tsb.
"Mihi" ucap Mas D selaku sepeda. Akupun lalu bergeser memberi Peda dan mas D jalan.

"Mas...asyiik ya kalau kita ucap Passwordnua buat lewat? Jadi ga perlu teriak2 pasti dikasih jalan. Tapii kalau sdh permisi dan ga boleh lewat, mas D ga boleh maksa?" terangku kemudian.

"Maahi" ucap mas D berlalu menuntun Peda masuk ke kamar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

be Kreatif

Ahai,, sesuai dengan Judul di atas kali ini kita akan cerita sedikit tentang bagaimana menjadi kreatif. ini sebenarnya judul buat Jurnal Fa...