Minggu, 09 Februari 2020
be Kreatif
ini sebenarnya judul buat Jurnal Fasilitatorku Level 9. Tapi, karena beberapa bulan terakhir disapa Glukoma akhirnya semua tugas di rapel malam ini. maafkan ya Tim Coco.
Baiklah karena sebenarnya level ini aku juga sedang tidak bertugas maka aku banyak berada dibelakang layar. tapi meskipun dibelakang Layar aku berusaha untuk tetap mengikuti Coaching class. Dimalam Coaching class aroma Kreatif sudah sangat tampak dimulai dengan postingan gambar dari Coach yang mana para peserta diminta untuk menuliskan persepsi masing- masing tentang gambar yang di posting. Seru ...menarik dan ga sabar buat ngikutin proses belajar di kelas yang akan ditemani Teh Mekar.
Namun, apadaya malam saat jadwal materi tiba justru aku harus berdamai dengan Glukoma. dan karena mas Era keluar kota, otomatis Mimi dan Pipi menjadi khawatir dan menjemputku untuk pulang kerumah. karena semua persiapan dibantu, alhasil hape perkuliahanpun tertinggal.
malam saat materi, tetiba ketua kelas Wa dan mengabarkan jika Teh mekar belum bisa dihubungi untuk mengisi materi malam itu. nah saat inilah aku sadar kalau hape perkuliahan tidak terbawa, alias tertinggal. oh No bingung donk gimana mau bantu ngisi dikelas. Alhamdulillah tiba- tiba ponsel komunitas berdering dan tampak Wajah ganteng kekasihku. setelah percakapan singkat yang intinya minta tlg untuk di gosendkan hape perkuliahan aku kembali mencoba menghubungi teh mekar. Namun ternyata tak berhasil juga. Syukur Alhamdulillah ketua kelasku sangat gercep dan kreatif sehingga kelaspun diisi dengan chit chat hal kreatif apa saja yang pernah dilakukan oleh peserta Kelas. tepat pukul 22 handphone sampai ketanganku, namun sangat tak mungkin jika memulai kelas sudah terlalu malam. akhirnya malam itu kelas tidak ada materi namun Alhamdulillah tetap diisi hal2 yang dapat memicu kreatifitas.
pagi hari saat mengecek Sms, rupanya teh Mekar ngabari kalau semalam terjebak hujan besar dan kehilangan sinyal sehingga minta jadwal kelas dimundurkan esok paginya. namun sayang aku bacanya telat. Tapi pas pagi ngecek kelas Alhamdulillah kelas materi sedang berlangsung
Jumat, 22 November 2019
perjalanan melihat Bintang Ananda
Minggu, 25 November 2018
Melatih Kecerdasan Emosi dan Spiritual
Tak ada yang kebetulan, semuanya adalah Kebenaran.
Upst... Kata yang makJleb ya.
Ini kira2 yang mewakili perasaan hati ditiga Materi perkuliahan BunSay yang kini berubah posisi menjadi Fasilitator.
Kalau jadi mahasiswi jelas donk, fokus belajar dan berproses mengikuti arahan materi, lha ini Jadi Fasilitator tenyata diminta turut berproses bersama Mahasiswi yang didampingi oleh Sang Maha Hidup.
Duluu... Saat materi Komunikasi Produktif... Saya banyak belajar hal baru baik dari masukan temen2 maupun peristiwa yang terjadi di keseharian. Saat melatih kemandirian mendadak mas D malah mulai bermanja- manja,, bahkan yang tadinya makan selalu sendiri, saat itu malah selalu minta disuapin. Meskipun terkadang hanya secuil Bengbeng.
Learning by teaching ini mah... Tapi saya bukan pengajar, saya hanya sebatas Fasilitator yang mendampingi temen2 berproses.
Saat materi ketiga tantangan dikeseharian tak jauh beda dengan materi. Yaitu tentang Melatih Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Saat ini tah kenapa (sepertinya karena emang sdg usianya atau masa egosentrisnya) mas D emosinya lebih meledak2 dari sebelumnya. Semakin menunjukkan karakter kolerisnya. Dan parahnya berkali- kali saya kok ya masih angkat bendera Putih alias menyerah. Lari ke pojokan kamar dan diam (kalau tetap didepannya bisa berabe). Mas D diusianya yang kedua tahun 7bln dengan tubuh yang sangat kekar tentunya akan membuat Mamannya KO jika sdh mulai main Fisik. Lha mamannya bagaimanapun juga wanita... Jatuhnya ke kata alias ngomel2. Nah daripada jadi runyam mending nyingkir dulu. Sambil mengunyah- ngunyah materi, camilan dan review yang beberapa waktu lalu di cemplungin ke Kolam.
Ada hal menarik selama mengamati mas D. Mas D sangat tenang, namun tiba2 bisa berubah sangat emosional, baik itu tertawa terbahak- bahak, menangis histeris atau tiba2 manyun tanpa Kata, atau malah senyam senyum menggoda.
Saya beberapa kali dibuat takjub oleh mulut kecilnya saat lancar mengucap Astagfirullah (dengan bahasa cedalnya) saat melihat sesuatu yang mengagetkan atau aneh. Atau Berkata Allah, jika dikejutkan tiba2 bahkan saat kagum sesuatu.
Tergelitik untuk ikutan bikin Family Proyek. Namun apa daya Bulan November ini bisa dibilang hidup kami di jalan eh.. Perjalanan. Mulai dari Jogja - Jakarta- Jogja- Malang- Jogja.
Sampai saat akan HEE baru sadar ternyata ada BunSay Ready yang harus kami lepas, Ada 8 nama yabg sdh masuk daftar merah. Sediih? Sediih banget,, kenapa kok bisa lolos🤦♀️
Namun Alhamdulillah ada satu nama yg masih bisa diperjuangkan dengan hanya menyetor syarat Transfer Badge. Kan jadi Keterlaluan, kalau sdh tinggal Transfer badge aja Fasilitator ga bisa menolong.
Tapii... Jadi belajar juga c.. Ternyata yang namanya mahasiswi ya.. Tetep mahasiswi. Adakalanya mereka butuh di motivasi, diingatkan. Alhasil karena mikirnya bahwa mereka sdh besar, bahkan seorang ibu tugasku hanya mendampingi. Lolos deh 7 orang. Saat ini sedang proses Pengajuan.
Sebagai Fasilitator ternyata juga sebagai Ibu untuk mahasiswinya. Kudu di ceriwisin biar mau maju.
Sabtu, 27 Oktober 2018
Hanya sekedar Ingin atau Butuh?
Saat kita memutuskan untuk membiayai gaya hidup saat itulah sebenarnya kita mulai masuk ke perangkap finansial. Gimana nggak, memutuskan membiayai gaya hidup berarti kita akan selalu berpacu dengan tren yang ada, sementara pendapatan kita belum tentu memiliki laju yang sama dengan perubahan tren.
ketika kita lebih memilih membiayai gaya hidup saat itu kita berada di posisi tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. hmm...bener banget bahkan sampai saat saya membaca beberapa buku untuk menuliskan ini saya baru bener- bener paham beda keinginan dan kebutuhan. Segera setelah itu mengosongkan keranjang belanja di beberapa E-Commers😂.
Meskipun memang, kebutuhan dan keinginan seseorang itu pada dasarnya bisa berbeda-beda sesuai dengan profesi dan situasi. Sebagai contoh, seorang pelajar mau memiliki produk laptop terbaru buatan Apple hanya untuk membuatnya terlihat keren. Itu bisa kita sebut sebagai keinginan, karena pada dasarnya manfaatnya tidak terlalu banyak bagi dia. Namun, ketika produk yang sama itu dibeli oleh para programmer, desainer, disc jockey, dan profesi lain yang membutuhkan produk laptop berkempuan mumpuni, tentu itu bisa disebut sebagai kebutuhan (Cermati, 2015).
Melatih kemandirian
Sesuai kesepakatan diantara Yan-Si, maka level dua kali ini adalah giliran ibu Peri yang bertugas. Sementara saya mengambil peran sebagai Partner rasa sekretaris😁, ngurusin A to Z file kerja BunSay Ready.
Dan kok ya ngepasi banget pas itu jadwal Offline di kota sangat padat, sampai2 sekedar ngintip kelas aja kudu ngibarin bendara putih. Lha gimana nggak ngibarin bendera putih tertinggal satu sesi sudah kudu ndlosor 900an chat belum kalau tidak sengaja terpencet, Kudu ambil ilmu sang Monyet, alias manjat😂.
Akhirnya lewatlah keseruan kelas.. Parahnya ga hanya terlewat keseruan di bunSay Ready aja tapi juga di kelas Fasil alhasil fungsi bekupku ikut mlempeng. Terlebih soal Aliran Rasa yang kami berdua bener2 khilaf melewatkan. Tapi tetep kita minta bikin Aliran Rasa dan kaki tunggu sampai Senin upst nyundul materi level 3 donk? Ya gpp lah
.
Itung2 pelajaran untuk kami berdua. Bersyukur banget dipasangkan dengan ibu Peri.. Yang ditengah kesibukannya pelatihan di Malang masih siaga di kelas. Sementara saya yang niatnya selonjoran di pojokan malah bablas lantaran mas D pun meminta perhatian yang lebih banyak beberapa minggu terakhir imbasnya ya... Bye.. Bye... Sementara, Online. Kami banyak bermain. Namun tetep saat2 terakhir mengerjakan tugas partner rasa sekretarisnya. Mulai ngejar2 para keepers buat melengkapi file kerja. Mulai nyicil KHS jauuh sebelum mas D bangun. Agar tugas selesai dan mas D ga cranky.
Kalau dengan Guardian, meskipun bisa bekup tapi ga bisa seseru kalau berdua gini.. Pan bekupnya kudu bener2 saat emergency ga bisa berbagi peran. Hampir bisa dikata kehadirannya ada dan tiada. Begitulah kira2 status saya di BunSay Gabungan dua dimana saya menjadi beautiful Guardian Angelnya budhe Ta😆
Ditambah lagi, step2 pengantar di GC juga kok tiba2 raib, padahal kami sangat terbantu dengan itu. Ya.. Paling tidak kalau butuh bukti (menjadikan assigment) pilih sesuatu yang bisa dihandle langsung oleh para Fasilnya.
Dan satu lagi, menyelesaikan tugas di tim kreatif di awal membuat saya kurang Aware terhadap Progres🤐 tapiiii... Bukan berarti alasan untuk menunda lho ya.
Aaah... Level dua ini banyak pelajaran untuk diri saya sendiri terlebih tentang melatih kemandirian untuk belajar tanpa harus disisipi tugas sebagai Fasilitator.
Selasa, 25 September 2018
Komunikasi Produktif
Perjalanan Jadi fasil ini dimulai dari sejak ditandatanganinya surat komitmen dari Tim pusat. Sebelum menandatanganinya saya pun sempat berkonsultasi dengan mas Era, setelah mendapat lampu hijau saya menandatangani dan mengirim kembali ke tim pusat.
Dan sejak hari itulah, ujian jadi Fasilitator dimulai apalagi pas ketahuan kelas yang akan saya dampingi, ini jauuh sebelum data resmi keluar. Seorang Partner, ibu Peri tepatnya membocorkan jika kami akan berpartner.
Senang bahagia rasanya berpartner dengan seorang yang berpengalaman pendampingan. Namun saat ibu Peri memutuskan untuk bekup di belakang ada sedikit rasa khawatir, galau bin grogi. Namun dengan adanya keajaiban Timeline, kami akhirnya memutuskan untuk membagi 12 materi dengan masing2 6 materi dan berlaku selang-seling. Karena saat belum dibagi, kami saling menunggu😏
Pra Bunsay, nah ini materi yang paling seru, terlebih saat kami berdua seharian menyiapkan amunisi untuk perform nanti malam. Baca kilat aneka buku, artikel bahkan membuka2 luka lama, eh... Kumpulan resume Kulwapp lama ttg tema terkait. Tak lupa pula kami saling mengingatkan satu sama lain untuk tetap hadir meskipun hanya manggung sendirian.
Jarum panjang mendekati angka 12, sementara jarum pendek dah di angka 7 sejak tadi. Dag dig dug detak jantung makin kencang aja terlebih saat jarum panjang kini bener2 di angka 12.
Tepat pukul 20.00 saya menuliskan icon tanda kehadiran 🌊 🌊 🌊 🐬 🐬 🐬, biasanya setelah itu saya akan langsung memberi salam, tapi malam itu karena masih dag dig dug. Butuh mengambil waktu sejenak (3 menit) untuk akhirnya bener2 hadir.
Seperti biasa, kelas selalu saya mulai dengan pertanyaan simpel semacam "bagaimana perasaannya para BunSay Ready (panggilan kesayangan kami untuk kelas Remedial) malam ini?" atau semacam "bagaimana warna hari ini buat temen2?" kemudian saya akan diam sejenak menunggu ketikan jawaban mahasiswi. Sesekali menimpali. Setelah agak ramai kemudian saya mulai masuk ke area materi. Pertanyaan awal adalah "sampai dimana proses mengunyahnya?" dan biasanya setelah kalimat ini mereka sdh paham bahwa kita akan bahas materi.
Siang sebelum berdiskusi di kelas, sudah kami sarankan untuk diskusi di kamar liga (WaG peer group) masing2 sehingga malam hanya tinggal presentasi hasil dan mendapatkan pengkayaan atau penguatan ilmu dari temen2 diluar kamar liga masing2. Saat Presentasi liga pertama dimulai, kami terbengong2, gimana tidak, mereka presentasinya luar biasa, lengkap kap. Bahkan sampai kelompok terakhir kami masih terus terbengong2. Malam ini kami semakin bersyukur mendapat takdir menemani temen2 yang mengulang proses belajar, kami belajar banyak. Yap... Kami yang belajar.
Acara Prabunsay selesai mulai masuklah ke Materi inti/ pokok. Hal yang sama kami berlakukan, presentasi hasil diskusi dikamar liga. Alhamdulillah kelas tetap seramai biasanya dan banyak ilmu baru yang kami serap bahkan curhat colongan menghiasi layar malam itu.
Aha... Jadi ingat ada janji welcome party antara saya dan ibu Peri untuk mereka, yang belum jua terlaksana.
Tepat di hari ke-13 kami manghadirkan tamu istimewa (istimewaah banget buat hati saya) yang mengupas tuntas tentang lima bahasa kasih. Siapa lagi kalau bukan suami tercinta, Era sugiarso.
Rupannya Diswapp bareng mas Era ya dimomodin mba Gina sangat berkesan buat para BunSay ready, terbukti curhat colongan bertebaran dilayar malam itu. Satu per satu mas Era menjawab curhatan para BunSay Ready dengan sabar, bahkan ketika harus diselingi membuatkan dot Susu untuk mas D😜. Dua jam terasa sebentar menurut para BunSay Ready bahkan hari selanjutnya masih dilanjut obrolan dilayar. Alhamdulillah malah ada yang nemu solusi untuk tantangannya yang luar biasa menantang selama ini. Banyak yang akhirnya justru bercerita ttg perubahan hubungan mereka setelah menerapkan KomProd ini. Alhamdulillah lagi ada yang merasa baru jatuh cinta setelah menikah hampir 9 tahun.
Huwaaaah... Hati turut berbunga-bunga bahkan saat baca ceritanya malah ikut senyum- senyum malu.
Hmm.... Untuk level berikutnya perlu menyiapkan tamu istimewa siapa lagi ya? 🤔
Agar kami bisa belajar dan bahagia bersama😍😍
Love u BunSay Ready😘😘
Moving Forward 🏁
Be better and Happy
Minggu, 22 Juli 2018
Satu kecerdasan Majemuk Ananda
be Kreatif
Ahai,, sesuai dengan Judul di atas kali ini kita akan cerita sedikit tentang bagaimana menjadi kreatif. ini sebenarnya judul buat Jurnal Fa...
-
Bulan ini kumulai lagi Aktifitas menjadi Fasilitator, setelah hampir setengah tahun aku cuti mengambil Jeda untuk hidupku. Memasuki semester...
-
Ahai,, sesuai dengan Judul di atas kali ini kita akan cerita sedikit tentang bagaimana menjadi kreatif. ini sebenarnya judul buat Jurnal Fa...
-
Biaya hidup itu Murah, gaya hidup yang mahal. Nah Lo pernah dengar atau baca tentang hal ini?. Ternyata yang mahal itu gaya hidup apalagi ka...