Sabtu, 20 Januari 2018

Hadir

Tau donk kearah mana tulisanku? Iyeees hadirnya orang tua untuk anaknya.

Tiba2 aja pagi tadi mba Inggil menggeret sebuah infografis tentang Hadir.

Hmm... Baca sebentar berpikirpun jadi lama. Ternyata, bahkan ketika seorang ibu sdh memilih resign dari pekerjaannya dengan alasan mau bekerja dirumah agar bisa bersama anaknya. Itu belum cukup. Lha gimana cukup, katanya mau nemenin anaknya main Tapiiii malah asyik hapenan dengan alasan lagi posting jualan di market place, lagi jawabin konsumen nich. Atau ada yang malah jadi aktivis komunitas perenting malah asyik ngemomod kulwapp daripada nemenin anaknya main. (plak... Tampar muka sendiri).
Astagfirullah.... Salah rupanya selama ini.

Hadir itu bukan sekedar ada, hadir. Itu memperhatikan, hadir itu mendengarkan, hadir itu sepenuh Jiwa, hadir itu setulus hati, hadir itu belajar, hadir itu bergerak

Nah kan bener. Ga Cuma ada, secara fisik... Keliatan ooowh emaknya ada. Tapi juga harus hadir secara jiwa. Bahasaku c membersamai.

Jadi tau kan kenapa banyak fase2 pengembangan fitrah yang banyak terlewat... Yaitu Karena belum hadir. Saat semestinya kita tumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan membersamai dan main bareng, e... Malah kita biarkan ananda (perempuan) ikut kakaknya (laki- laki) manjat2 dan main perang- perangan.

Atau karena keasyikkan kita ama Hape.. Buat anak kita jadi ga asyik lagi... Soo milih deh ikut bapaknya yang menurut anak (perempuan) kegiatan bapak itu lebih asyik... U tak atik.

Hmm... Jadi Hadir itu wajib ya hukumnya jika ingin fitrah anak tumbuh Paripurna menemukan peran peradabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

be Kreatif

Ahai,, sesuai dengan Judul di atas kali ini kita akan cerita sedikit tentang bagaimana menjadi kreatif. ini sebenarnya judul buat Jurnal Fa...