Rabu, 31 Januari 2018

Maknai kegiatan




Jurnal level 3 kali ini berkaitan dengan Family project yang pernah ku kerjakan hampir setahun silam. kalau saat itu usia mas D belum genap 1 tahun maka hari ini usia mas D sudah hampir 2 tahun. saat mas D maih terbilang bayi aja, family project kami sangat menarik, tentunya saat ini harus lebih menarik dong ya?

seperti yang dahulu, Family project kami tidak direncanakan dengan detil mengingat mas D fitrah belajar dan bernalarnya sedang mulai tumbuh. sehingga kami aku dan mas Era sepakat akan mengikuti dan membersamai mas D beraktivitas apapun, melarang hanya jika benar2 berbahaya kemudian kami akan memaknai setiap aktivitasnya.

kami (DHF) semakin semangat melakukan ini karena ternyata setiap family project yang kami maknai akan membuat kami kembali belajar hal baru. Bahkan jika aktivitas yang dilakukan berulang- ulang sama. Insight Learningnya selalu nambah lagi...lagi...dan lagi.

hari minggu kemarin aku dan mas D berjalan2 bersama perkumpulan arisan RT. Sejak di buka pendaftaran aku dah semangat banget "aha..ini saatnya mas D bersosialisasi dengan temen2 se RTnya dengan puas"

jika biasanya hanya bertemu saat arisan atau saat posyandu, maka kali ini bertemunya dan bersosialisasinya lebih lama dari biasanya. Saat itu bahkan belum terpikir apakah Eyank dan kakung akan turut serta. yang kubayangkan adalah mas D akan berlari- lari dan berjalan lumayan jauh di tempat yang baru.

dan bener saja, sesaat sebelum turun dari bus, mas D memintaku untuk mengambilkan kacamata hitam dan topinya. "jreng" tanpa dikomando mata setiap ibu penumpang bus tertuju pada mas D. tampak senyum bahagia mas D dari balik bayangan topinya.

semakin mejeng mas D tiap kali mendengar para ibu memujinya. Rasa heran ga juga tertepis setelah melihat mas D betah memakai Topi dan kacamata hitam hampir 1 jam lebih. kalau biasanya para emak yang memaksa mendandani anaknya, nah aku malah ga pakai nyuruh2 sudah dandan sendiri.

banyak hal yang kuamati pada diri mas D mulai dari akan berangkat, saat oamit pada DEra. sampai saat akan turun dari bus. Alhamdulillah ke khawatiran mas Era tidak menjadi kenyataan, mas D tetap tenang dan gembira saat melambaikan tangannya ke DEra yang hari itu tidak bisa ikut piknik. "wow mas D tambah dewasa" begitu pikirku. hal kedua adalah saat mendengar tipis bismillah dari mulut kecil mas D, saat bus mulai melaju di jalan Raya.

1 jam, 2 jam berlalu mas D masih tenang duduk di kursinya sambil sesekali mengelus- elus punggungku. sampai- sampai ada yang komentar "waa seeneng ya pergi dengan mas D, ga rewel" mendengar itu mas D tertawa lumayan keras. hal ini nih yang mengkonfirmasiku bahwa mas D berbakat sebagai penampil dan memiliki bahasa kasih Incourage. hal lain yang membuktikan adalah saat eyang membentak, mas D lansung mengkerut dan mulai memasang tampang sedih.

sesampai ditempat wisatra, mas D segera berlari turun dan menuju lokasi Waduk berada. mas D berkeinginan naik kapal. ah iya jadi lupa belum menceritakan  susana pagi saat mas D bangun dari tidurnya. "maman jadi naik bus?" tanya mas D padaku saat  mas D mencoba membangunkanku. kujawab hanya dengan anggukan, matanya masih lengket. "naik Kapal?" lanjut mas D. kali ini mata lengket tadi seketika hilang. wow...surprise, rupanya mas D mengingat alasannya untuk tidur lebih awal semalam. mas D tertidur saat DEra menceritakan alasan kenapa mas D harus tidur lebih awal, karena mas D akan piknik naik bus ke Waduk Gajah Mungkur.

mas D lari- lari kecil  saat akhirmya langkahku bisa sejajar dengannya. mas D kembali bertanya perihal naik kapal. kali ini kujawab "jadi donk, tapi...mas D tau ga jalan kesana?" yang dijawab "tau" oleh mas D seraya berlari ke arah dermaga Kapal. mas D terus berlari hingga kakung berhasil mengejarnya. "mas, ga usah muter potong jalan di lapangan aja" ujar kakung seraya menggandeng tangan mas D.  tak dinyana mas D sedikit enggan, rupanya karena lapangan sedikit becek akibat air hujan semalam. mas D merasa jijik, sehingga berjalannya sedikit memutari lapangan, mencari rumput. ga kayak emaknya yang nekat jalan di tanah becek padahal pakai wedges. dalam hal ini Fitrah estetika mas D mulai tumbuh.

soo...buat kami ga ada salahnya lho buat anak dibawah 3 tahun tetap diberi family project, namun bukan yang rigid dengan ketentuan, cukup ikuti, bersamai dan maknai aktivitas Ananda




Rabu, 24 Januari 2018

Prinsip membangkitkan Fitrah Seksualitas

Secara garis besar ada beberapa prinsip yang bisa kita simpulkan yaitu :

Prinsip 1 : Fitrah Seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqilbaligh (15 tahun)

Prinsip 2 : Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%.

Prinsip 3 : Mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan. Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan.

Prinsip 4: Fitrah seksualitas ini tidak tumbuh berdiri sendiri harus dibarengi dengan tumbuhnya fitrah yang lain seperti fitrah keimanan, Fitrah Individualitas dan Fitrah sosialitas agar tidak mudah ditularkan penyimpangan perilaku seksual oleh lingkungannya.

L. G. B. T


LGBT Lagi marak banget. Kekhawatiran merebak dimana- mana. Terlebih bagi para Ibu. Berbagai hal dilakukan untuk menjauhkan anaknya dari pelaku. Bahkan Fenomena ini juga yang membuat Tema di Kuliah Bunda sayang kali ini berubah. Jika sesuai dengan buku adalah Pendidikan seksual maka kali ini diganti Fitrah seksual.

Sempat Syok dapat materi tetiba Ttg Fitrah seksualitas sementara tujuh Fitrah yang lain ga pernah disinggung apalagi di bahas. Akibatnya masih banyak yang meraba2 deh. Oke Revenons à nous mouton (kembali ke laptop).

Padahal tahukah kita jika hadir/ tidaknya Kita lah yang menentukan fitrah seksualitas mereka terciderai atau tumbuh Paripurna.

Kelompok Lima kali ini presentasinya fokus pada masalah LGBT. Mereka menyoroti pola Asuh yang menyebabkan terjadinya LGBT.
Seperti yang  ditulis ulang dibawah:

🔅Orang tua yang tak Acuh,
🔅Hilangnya peran ayah
🔅Anak lelaki terlalu banyak berinteraksi dengan ibu
🔅Anak perempuan kekurangan figur ayah
🔅Tidak adanya pendidikan Seks dalam keluarga
🔅Penggunaan Gadget yang tidak terkontrol
🔅Kurang pemahaman agama
🔅Anak terpapar Pornografi

Hal di atas itu menurut bu Elly Risman.

Sehingga kembali lagi kekita selaku orang tua. Sdh siap hadirkah untuk Ananda kita?

Selasa, 23 Januari 2018

Fitrah Seksualitas

Hmm.. Ternyata hingga presentasi ke sekian pun Fitrah seksualitas buat temen-temen masih ngambang dengan perilaku seksualitas.

Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir dan bertindak sesuai Dengan gendernya wanita sejati atau pria sejati. Ga ada yang lain✌🏻. Nah sementara Perilaku seksual adalah perilaku yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis. Perilaku seksual juga merupakan perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, biasanya dilakukan oleh pasangan suami isteri.

Jadiii sebenarnya sangat jauh perbedaan antara Fitrah seksualitas dan perilaku seksual. Makanya kadang bingung melihat temen2 ketika mengaitkan perbagai perilaku seksual dengan Fitrah seksual, bahkan ada yang menyebut Peterpan dan Cinderella bagian dari Fitrah seksual. Bukan... Mereka adalah dampak dari terciderai nya fitrah Individualis dan Fitrah perkembangan.

LGBT lantas gimana? Nah jika ini bisa karena saat Mereka melakukan perbuatan/ perilaku seksual yang menyimpang itu akibat tidak tumbuh purna ya Fitrah seksual. Pelaku tidak berpikir bahwa dirinya adalah Laki-laki atau perempuan yang memang ditakdirkan u hidup bersama lawan jenisnya. Nah... Tapi kalau perilaku seksual yang lain, seperti pornografi, porno aksi itu lebih pada Fitrah Keimanan nya yang ga tumbuh paripurna

Ayah.... Dimana

Rika adalah anak tunggal yang dibesarkan dalam keluarga yang sangat berkecukupan. Ayahnya direktur di perusahaan tekstile, sementara ibunya mengelola bisnis online dari rumahnya.

Rika adalah anak yang sangat dinantikan kehadirannya oleh orang tuanya setelah bertahun tahun menikah. Saking bahagianya, Rika dibesarkan dalam kondisi segala kebutuhannya terpenuhi. Mainan yang bervariasi, makanan yang tak pernah kekurangan serta kasih sayang yang berlebih dari kedua  orang tuanya.

Rika tumbuh menjadi anak yang manja. Nyaris tidak ada peraturan di rumahnya. Menjelang remaja, Rika bergaul dengan siapapun yang dia mau, termasuk dengan lelaki yang disukainya.

Kasus Rika di atas terjadi karena hilangnya Figur Ayah selama dia tumbuh dan berkembang. Ayah yang tidak hadir buat anak Perempuannya itu sangat berbahaya akibatnya. Hal yang paling tampak jelas adalah mudah dan mau didekatin laki- laki karena dia memang mencari sosok Ayah. Nah kalau kebablasan mau aja diapa2in. Padahal Ayah itu cinta pertama anak perempuannya. Nah ini yang kadang mereka, para orang tua lupa.

Rangkuman milik mba Hida bagus banget... Seret kesini ah,,

Anak perempuan yang kurang vitamin A:
👉🏻 lebih mudah menyerahkan tubuhnya pada laki-laki
👉🏻 trauma / kurang nyaman terhadap sosok laki-laki, jika hal ini cukup parah bisa mengarah pada lesbi

Nah jadi buat para Ibu, yang suaminya seneng ngegelontorin uang, Fasilitas buat Anak perempuannya bahkan nyiapin pengawal pribadi, jangan Bangga. Justru suami Ibu lah yang sangat dibutuhkan Ananda. Kehadiran seutuhnya Seorang Ayahlah yang dibutuhkan saat Ananda Perempuan bertumbuh Fitrah seksualitasnya. Agar ia bisa menjaga dirinya dengan baik.

Sabtu, 20 Januari 2018

Hadir

Tau donk kearah mana tulisanku? Iyeees hadirnya orang tua untuk anaknya.

Tiba2 aja pagi tadi mba Inggil menggeret sebuah infografis tentang Hadir.

Hmm... Baca sebentar berpikirpun jadi lama. Ternyata, bahkan ketika seorang ibu sdh memilih resign dari pekerjaannya dengan alasan mau bekerja dirumah agar bisa bersama anaknya. Itu belum cukup. Lha gimana cukup, katanya mau nemenin anaknya main Tapiiii malah asyik hapenan dengan alasan lagi posting jualan di market place, lagi jawabin konsumen nich. Atau ada yang malah jadi aktivis komunitas perenting malah asyik ngemomod kulwapp daripada nemenin anaknya main. (plak... Tampar muka sendiri).
Astagfirullah.... Salah rupanya selama ini.

Hadir itu bukan sekedar ada, hadir. Itu memperhatikan, hadir itu mendengarkan, hadir itu sepenuh Jiwa, hadir itu setulus hati, hadir itu belajar, hadir itu bergerak

Nah kan bener. Ga Cuma ada, secara fisik... Keliatan ooowh emaknya ada. Tapi juga harus hadir secara jiwa. Bahasaku c membersamai.

Jadi tau kan kenapa banyak fase2 pengembangan fitrah yang banyak terlewat... Yaitu Karena belum hadir. Saat semestinya kita tumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan membersamai dan main bareng, e... Malah kita biarkan ananda (perempuan) ikut kakaknya (laki- laki) manjat2 dan main perang- perangan.

Atau karena keasyikkan kita ama Hape.. Buat anak kita jadi ga asyik lagi... Soo milih deh ikut bapaknya yang menurut anak (perempuan) kegiatan bapak itu lebih asyik... U tak atik.

Hmm... Jadi Hadir itu wajib ya hukumnya jika ingin fitrah anak tumbuh Paripurna menemukan peran peradabannya.

Rabu, 17 Januari 2018

DiaNa

Saatnya beraksi. Setelah sejak jumat menyiapkan semuanya rabu malam adalah waktunya perform.

Presentasi kami awali dengan video profil dilanjutkan dengan sharing link cerpen yang sdh kami siapkan.

Jeng jreng jika biasanya setelah materi pada bertanya, kali ini kami yang bertanya. Kami. Meminta temen2 menanggapi ttg empat kasus dicerpen berjudul salah siapa tadi. Ini dia linknya👉 bit.ly/salahsiapa

Awalnya sepi.. Ga banyak yang nanggapi. Mungkin pada butuh waktu lama u membukanya. Maklum aplikasi online butuh sinyal.

Ruangan kembali rame setelah semua selesai membaca. Kasus di cerpen adalah kasus kompleks dan merupakan hal biasa yang terjadi di sekitar kita. Hingga kadang kita anggap sebagai hal yang lumrah. Padahal kalau ditelisik lebih dalam hal itu termasuk hal yang urgent untuk dicarikan solusinya.

Slide demi Slide Ttg kasus kami sajikan. Tak lupa diakhir kami beri Slide Ttg solusi baik jika sdh terlanjur terjadi maupun solusi preventifnya.

Sama seperti saat kelompok pertama manggung. Peterpan dan Cinderella syndrome turut dibahas, Karena meskipun bukan bagian dari Fitrah seksualitas melainkan fitrah perkembangan namun kedua fitrah ini tidak bisa saling berdiri sendiri ketika sdh jadi masalah.

Salah satu solusi jika sdh terjadi adalah menyadari jika kita bermasalah. Hal mudah memang,, namun saat melakukannya luaar biasa berat. Padahal tau ga c di dalam RS Jiwa pasien yang menyadari bahwa dirinya gila peluang u sembuhnya lebih besar daripada pasien yang masih merasa dia tidak gila.

Kamis, 11 Januari 2018

Kelompok 2

Kelompok dua beraksi. Rasa penasaran mulai merayap, apa nich yang bakal ditampilkan? secara keduanya adalah sahabat terbaikku. Yup mba Ratna n mba Hida.
Presentasi diawali dengan tayangan profil keluarga bening hati milik mba Ratna disusul profil diri mba Hida. Sayaaang sekali mba Hida tidak menyertakan fotonya.

Presentasi pertama mba Hida memunculkan potret mind Mapping tulisan tangannya. Mind Mapping ini berisi penjelasan tentang fitrah seksualitas terdiri dari arti maupun manfaat kenapa perlu dikembangkan.

Presentasi kedua, berupa daftar tantangan fitrah seksualitas menurut mereka, antara lain; pedofil, LGBT, generasi Peterpan dan generasi Cinderella, laki2 kemayu, perempuan tomboy, freesex dan perasaan enggan menikah.

Sampai sini aku sempat berpikir dan bertanya- tanya apa itu generasi Peterpan dan Cinderella?
Setelah berselancar sejenak akhirnya jadi tau kalau Peterpan itu ogah berkomitmen sementara Cinderella ogah mandiri. Hmm... Kalau menurutku ini bukan masalah seksualitas... Tapi lebih pada masalah kedewasaan jadi akan lebih tepat kalau masuk ke Fitrah perkembangan.

Rabu, 10 Januari 2018

D. E. R.

DER... Sesuai dengan namanya presentasi kelompok satu ini diawali dengan video perkenalan yang sangat menggelegar bahkan mas D yang tengah nyenyak tertidur ikut terusik.

Setelah berhasil membuat mas D kembali bermimpi akhirnya kembali lagi ke kelas buat nyimak présenter.

DER digawangi oleh tiga ibu syantiks. Mba Rista, mba Evin dan mba Deasy. Slide pertama dimulai dengan bagan rangkuman materi yang diberikan oleh para Fasilitator di awal. Menurut DER tantangan fitrah seksualitas adalah Pedofil, LGBT, freesex, pornografi dan pornoaksi. Hmm.... Kalau menurutku agak kurang pas. Coba yuk kita lirik lagi definisi fitrah seksualitas

Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati.

Jadi kalau freesex, pedofil, pornografi dan pornoaksi cenderung bukan bagian dari tantangan fitrah seksualitas melainkan fitrah keimanan dan Fitrah Individualis/ fitrah sosial. Nah kalau LGBT yang lagi marak ini bener termasuk Fitrah seksualitas yang terciderai.

Selasa, 09 Januari 2018

DiaNa

Setelah kmrn dan semalam masih berdiskusi menyamakan persepsi tentang apa itu fitrah Seksualitas hari ini kami bersepakat untuk mengangkat hal2 yang sebenarnya banyak terjadi disekeliling kita namun kita Belum nggeh kalau itu masalah fitrah seksualitas. Paling sering c orang disekitar mencibir alih- alih membantu mencarikan solusi.

Kami akhirnya memutuskan DiaNa adalah nama tim kami, Filosofinya Diam- diam mempesoNa😍.

Kami sepakat untuk melakukan sesuatu yang berbeda dalam penyajian materi kali ini. Dua kelompok yang sdh tampil memilih menggunakan infografis baik yang dibuat dengan aplikasi maupun yang ditulis manual dengan tulisan tangan (ini luar biasa).

Jika tema yang diangkat kebanyakan Ttg bagaimana melakukan pencegahan agar tidak terjadi penyimpangan perilaku yang diakibatkan tidak tumbuh sempurnanya Fitrah seksualitas. Maka DiaNa memilih untuk mengangkat tema bagaimana solusinya jika sdh terjadi penyimpangan perilaku.

DiaNa berharap penyajian ini akan membuat semua peserta aktif berdiskusi mencari solusi. Bukan sekedar bertanya dan berharap mendapat jawaban seperti malam2 sebelumnya😎

Senin, 08 Januari 2018

Samakan persepsi yuk

Kali ini tantangan kelas BunSay cukup Unik dan menarik. Jika biasanya diberi materi kemudian mempraktekkan dan menulis proses saat praktek. Maka kali ini adalah membuat materi bersama teman sekelompok yang telah dipilihkan, berdiskusi kemudian menuliskan proses sebelum, saat dan sesudah diskusi.

Hari itu hari jumat, saat mba Evi, selaku Fasilitator kelas BunSayku mengumumkan pembagian kelompok. Setelah urut membaca akhirnya kutemukan namaku di kelompok 3 beserta mba Lian dan mba Zakiyah. Tanpa berpikir dua kali segera kubuatkan WaG untuk kami berdiskusi. Berkutat sejenak dengan name art dan selesailah icon untuk kelompok kami.

Ide pertama langsung dikemukakan mba Lian "jadi dari kemarin2 saya baca status WAnya Mba Titis...trus saya jadi kepikiran Mba..."
Wow menarik dari status orang bisa jadi bahan diskusi pikirku. Kemudian mba Lian menceritakan idenya yaitu tentang mrngembalikan fitrah sexualitas untuk perempuan yang belum menikah atau menjelang menerima pinangan.

Asyeek teriakku dalam hati. Seru pasti ini meneliti, menelisik apa2 saja yang terjadi Sehingga fitrah perempuan tercederai. Namun saat membaca penjelasan lanjutan dari mba Lian aku jadi tertegun sejenak. Gimana tidak solusi yang ditawarkan mba Lian, tidak berfokus pada Fitrah seksualitas namun aneka fitrah. Mulai dari Fitrah Jasmani dan Fitrah bernalar. Saat tengah merenung, mba Zakiyah muncul di grup menyapa sejenak dan kemudian memberikan link dari WaG kelas BunSay kami yang ternyata aku tertinggal membaca. Maklum setelah dapat kelompok aku kemudian fokus dikelompok ga tengok kanan kiri. Karena hari sdh malam, aku akhiri perbincangan malam itu dengan mengirimkan banyak artikel dengan harapan kami akan menjadi sama asupan informasinya

be Kreatif

Ahai,, sesuai dengan Judul di atas kali ini kita akan cerita sedikit tentang bagaimana menjadi kreatif. ini sebenarnya judul buat Jurnal Fa...